Masjid Raya Baitussyakur, Kota Batam

Masjid Raya Baitussyakur

Masjid Raya Baitussyakur di Kota Batam telah bertransformasi seluruhnya dari struktur aslinya menjadi masjid istimewa dan kekinian, lengkap dengan menaranya yang menjulang tinggi di antara gedung-gedung tinggi yang memenuhi kawasan Sungai Jodoh di Kota Batam. Pesatnya pertumbuhan masjid ini mungkin dibayangi oleh gedung-gedung menjulang tinggi di sekitarnya. Sungai Jodoh, nama desa tempat masjid ini berdiri, terdengar cukup unik. Nama tersebut ada sejak Batam masih sepi hingga berkembang menjadi pulau industri dan melejit seiring hiruk pikuk kota besar seperti saat ini. Bangunan hotel dan pusat bisnis kini mengelilingi masjid ini.

Masjid Raya Baitussyakur awalnya dibangun sekitar tahun 1980-an, dan sejak itu, terdapat tujuh kuburan kuno di dekat masjid tanpa rencana identitas, yang diyakini berusia ratusan tahun. Pengelola masjid kesulitan menelusuri asal muasal kuburan tersebut, karena tidak ditemukan artefak atau prasasti yang dapat mengidentifikasinya. Belum ada informasi dari otoritas terkait atau sumber lain mengenai identitas ketujuh kuburan tersebut. Warga Kampung Tua Tanjung Uma di Kota Batam mengklaim bahwa kuburan tersebut adalah kuburan nenek moyang mereka, sehingga saat bulan Ramadhan banyak masyarakat Tanjung Uma di Batam yang mengunjungi kuburan tersebut untuk berziarah.
 
Masjid ini masih berlokasi di kawasan Tanjung Uma, sesuai rencana. 7 makam tersebut merupakan makam penghuni pertama Desa Lama Tanjung Uma sekitar Jodoh Nagoya, salah satunya Syekh Abdullah Sukur yang masih dikenang hingga saat ini dengan nama masjid Baitussyakur.

Menurut penuturan penjaga masjid sekaligus penjaga makam bernama Akmad, ada jamaah yang menceritakan bahwa salah satu dari 7 makam yang ada di masjid tersebut adalah milik Syekh Abdullah Sukur keturunan Bugis-Melayu. Namun ada pula yang mengatakan itu adalah Syekh Abu Bakar. Meski demikian, tidak ada kaitannya dengan Kerajaan Lingga Riau. Dijelaskannya, saat mencoba merelokasi 7 kuburan tersebut karena dianggap tidak layak untuk dijadikan kuburan di dalam masjid, alat berat yang digunakan untuk memindahkan kuburan tersebut tiba-tiba berhenti berfungsi, sehingga kuburan tersebut dibiarkan di tempatnya semula hingga saat ini setelah dilakukan renovasi.

Masjid Raya Baitussyakur – Masjid Tertua di Batam

 
Masjid Agung Baitussyakur terletak di Sei Jodoh. Dikenal sebagai masjid tertua di Batam. Menurut catatan sejarah, sebelum dibangun di lokasinya saat ini di Sei Jodoh, masjid ini berdiri tidak jauh dari lokasinya saat ini dengan struktur kayu pada tahun 1986-1988, seperti disebutkan oleh H Zaini Zakaria, Ketua Dewan Pembina. Masjid Agung Baitussyakur.

Sebelum dibangun, lokasi Masjid Raya Baitussyakur merupakan daerah perbukitan. Hal ini dibuktikan dengan adanya 7 kuburan suci yang terletak di lokasi masjid. Masjid Raya Baitussyakur terus mengalami perubahan dari bentuk aslinya. Selain menjadi masjid tertua, Masjid Raya Baitussyakur juga menjadi simbol pariwisata Batam dengan luas 900 meter persegi. Masjid ini mampu menampung sekitar 4.000 jamaah.

hamdalahkubahkreasindo.com